Minggu, 29 Juli 2012

OLAH TUBUH, JIWA, DAN SUKMA

Olah Tubuh

Relaksasi
Realaksasi adalah hal pertama yang haru dilakukan dengan cara menerima keberadaan dirinya. Relaksasi bukan berarti berada dalam keadaan pasif (santai) tetapi keadaan dimana semua kekangan yang ada di tubuh terlepas.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh aktor adalah kebutuhan untuk relaksasi. Baik itu di dalam kelas, dalam latihan, di atas panggung, maupun paska produksi. Relaksasi adalah hal yang sangat penting bagi semua performer. Relaksasi bukanlah keadaan menta dan fisik yang tidak aktif, melainkan keadaan yang cukup aktif dan positif. Ini memungkinkan seorang aktor untuk mengekspresikan dirinya saat masih didalam kontrol
faktor-faktor lain yang bekerja melawan cara pemeranan karakter yang baik. Jadi, relaksasi adalah hal yang penting dalam upaya mencapai tujuan utama dari seorang performer.
Segala sesuatu yang mengalihkan perhatian ataupun yang mencampuri konsentrasi seorang aktor atas sebuah karakter, cenderung dapat merusak relaksasi. Aktor pemula biasanya tidak dapat dengan mudah merespon sebuah perintah untuk relak, hal ini disebabkan berkaitan dengan aspek-aspek fisik kepekaan dan emosi akting ketika berada dihadapan penonton. Dengan kata lain, dalam keadaan rileks, aktor akan menunggu dengan tenang dan sadar dalam mengambil tempat dan melakukan akting. Untuk mencapai relaksasi atau mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik diatas panggung, konsentrasi adalah tujuan utama. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya. Langkah awal untuk menjadi seorang aktor yang cakap adalah sadar dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien.
Ekspresi
Kemampuan Ekspresi merupakan pelajaran pertama untuk seorang aktor, dimana ia berusaha untuk mengenal dirinya sendiri. Si aktor akan berusaha meraih ke dalam dirinya dan menciptakan perasaan-perasaan yang dimilikinya, agar mencapai kepekaan respon terhadap segala sesuatu. Kemampuan Ekspresi menuntut teknik-teknik penguasaan tubuh seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreativitas dan kepunahan diri (pikiran-perasaan-tubuh yang seimbang) seorang aktor harus terpusat pada pikirannya.
Kita menggunakan cara-cara non linguistik ini untuk mengekspresikan ide-ide sebagai pendukung berbicara. Tangisan, infleksi nada, gesture, adalah cara-cara

Olah Rasa (jiwa)

Jiwa
Proses pertama transformasi atau penjiwaan terhdap peran, adalah memberi focus kepada energi yang sudah dimiliki oleh si actor. Dia harus mengendalikan dirinya menuju satu tujuan tertentu. Usaha memfokuskan energi itu adalah usaha menyerahkan diri sepenuhnya kepada aksi dramatis sesuai tuntutan naskah, dimana ia mampu menentukan pilihan-pilihan aksi selaras dengan keyakinannya terhadap tokohnya.



Konsentrasi
Pengertian : konsentrasi secara harfiah berarti memfokus, sehingga dalam konsentrasi, kepekaan si actor dapat mengalir bebas menuju satu titik atau bentuk tertentu.


Persiapan seorang actor
Seorang actor harus punya pusat perhatian (konsentrasi) dan bahwa pusat ini seyogyanya tidak berada di tengah tempat latihan. Makin menarik pusat perhatian, makin sanggup ia memusatkan perhatian.
Jelas sekali sebelum anda sanggup menetapkan titik perhatian yang sedang dan yang jauh, terlebih dahulu anda harus belajar bagaimana caranya memandang dan melihat benda-benda di area set.
Aktor yang berada di area set, menghayati suatu kehidupa yang sejati atau imajiner. Kehidupan abstrak ini perhatian dalam diri kita. Tapi ia tidak mudah untuk dimanfaatkan, karena ia sangat rapuh. Seorang actor harus juga seorang pengamat, bukan saja dalam memainkan peran di atas pentas atau sebuah film, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan keseluruhan dirinya ia harus memusatkan pikirannya pada segala yang menarik perhatiannya . Ia harus memandang sebuah objek, bukan lain, tapi betul-betul dengan mata yang tajam. Jika tidak, maka seluruh metode kreatifnya akan ternyata mengembang dan tidak punya hubungan dengan kehidupan. Umumnya orang tidak tahu bagaimana caranya mengamati tarikna wajah, sorotan mata seseorang dan nada suara untuk dapat memahami pikiran lawan bicara mereka. Mereka tidak bisa secara aktif memahami kebenaran kehidupan secara kompleks dan juga tidak sanggup mendengar kan sedemikian rupa, hingga mereka dapat memahami apa yang mereka dengar.
Jika mereka dapat melakukan ini, kehidupan ini akan jauh lebih baik, lebih mudah dan kerja kreatif mereka akan lebih kaya, lebih halus dan lebih dalam.
Tapi kita tidak bisa memaksakan pada seseorang sesuatu yang tidak dimilikinya, hanya daya yang dimilikinya saja yang bisa ia kembangkan.
LATIHAN OLAH SUKMA I

Pikiran kadang disebut juga sukma. Bagi seorang aktor. Sukma harus diolah secara serius selain tubuh dan suaranya. Apabila olah tubuh  dan olah suara merupakan latihan-latihan teknik keteramopilan berbentuk fisik dan bersifat jasmaniah maka olah sukma merupakan latihan kejiwaan. Olah sukma merupakan pokok atu pendorong utama lahirnya gerak atau suara dalam suatu proses pemeranan. Olah sukma sering juga disebut olah rasa atau olah jiwa.
Agar sukma dapat berguna bagi kepentingan pementasan maka seorang aktor selayaknya melakukan latihan olah sukma secara disiplin dan serius. Latihan olah sukma tersebut bisa berupa :
  • Konsentrasi
Konsentrasi merupakan upaya memusatkan pikiran dan daya kesanggupan untuk mengarahkan / memfokuskan semua kekuatan rohani dan pikiran kearah satu sasaran yang jelas secara terus menerus. Konsentrasi merupakan hal yang cukup sulit dilakukan jika tidak diawali dengan latihan yang serius. Apabila anda sering melatih diri untuk konsentrasi maka anda akan mempunyai kebiasaan yang teguh dalam menghadapi suatu kejadian. Bagi seorang aktor, konsentrasi berguna dalam menyelami watak dan kepribadian tokoh yang sedang diperankannya.
Dalam latihan konsentrasi, anda bisa mencobanya dengan teknik sederhana sebagai berikut :
  1. Bacalah sebuah buku atau majalah
  2. Ketika proses membaca, putarlah musik dari player
  3. Daya konsentrasi akan diuji dengan suara musik tersebut
  4. Apabila suara musik lebih dominan memenuhi pikiran dibandingkan dengan tulisan dibuku yang sedang dibaca maka daya konsentrasi anda belum bekerja sepenuhnya.
  • Imajinasi
Imajinasi merupakan daya khayal, gambaran sesuatu atau kemampuan membayangkan sesuatu dalam pikiran. Proses kreatif seorang seniman biasanya diawali dari sebuah imajinasi. Dengan imajinasinya, ia akan menciptakan kreasi seni. Dengan imajinasi pula ia bisa leluasa mengembara dalam dunia khayal yang sulit diraih dikehidupan nyata. Kemampuan imajinasi seseorang akan cepat berkembang jika sering digunakan dan dilatih. Bagi seorang aktor, imajinasi penting untuk memahami sosok seorang tokoh yang akan diperankannya. Sudah menjadi kewajiban bahwa sebelum seorang aktor berakting diatas pentas, ia harus mempelajari dulu tokoh tersebut. Ia harus mengajukan banyak pertanyan tentang usia tokoh, tentang laku fisik, dan laku bathin si tokoh. Pertanyaan – pertanyaan tersebut diantaranya dijawab melalui proses imajinasi. Apalagi jika anda memerankan tokoh fiktif maka anda bisa bebas menciptakan gerak laku dan pikiran tokoh tersebut.
  • Observasi
Apabila imajinasi merupakan upaya pengenalan tokoh secara tidak langsung, yaitu melalui proses khayal, sedangkan observasi adalah memahami tokoh secara langsung. Observasi ini merupakan daya pengamatan yang digunakan untuk memperhatikan dan mengamati sesuatu yang ada dalam kehidupan sekitar. Seorang aktor harus memiliki daya pengamatan yang tajam. Dengan pengamatan yang tajam dan lengkap itu, ia dapat menyeleksi bagian yang tepat untuk ditampilkan sesuai dengan nilai artistik yang diinginkan.
Apabila seorang aktor akan memerankan watak dan tokoh tertentu maka ia dapat melakukan observasi yang difokuskan pada tokoh yang mirip atau sama. Apabila memungkinkan, lakukan observasi dengan waktu yang cukup sehingga gerak-gerik tokoh tersebut dapat lebih mendetail untuk diamati. Dan hasil observasi tersebut, kemudian dihidupkan melalui ingatan emosi dan daya imajinasi sehingga dapat ditampilkan secara total.
Sebagai latihan, biasakan untuk mengamati orang-orang disekitar lingkungan anda berdasarkan kriteria berikut
  1. Profesi       : Guru, dokter, tentara, mahasiswa, nelayan dan sebaginya
  2. Umur         : Muda , remaja, dewasa, dan tua
  3. Watak        : sombong, penyayang, ramah, pendiam dan sebagainya
  • Emosi dan perasaan
Emosi erat kaitannya dengan perasaan. Kepekaan emosi ini pun berbeda-beda bagi setiap orang. Perasaan mendorong lahirnya emosi, sedangkan emosi mencerminkan perasan seseorang. Bagi seorang aktor, kepekaan emosi ini sangat penting karena sebagai pemain ia di tuntut untuk dapat membangkitkan emosinya setiap saat dan dapat mengendalikannya sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan yang diperlukan saat itu oleh peran yang dimainkan.
Untuk mampu membangkitkan dan mengendalikan emosi tersebut, diperlukan disiplin yang dapat dilatih. Kebiasan latihan emosi akan dapat mengatur ketepatan emosi yang diperlukan. Adegan yang bagaimana yang memerlukan banyak dan sedikitnya emosi, semuanya dapat dilatih. Latihan mengendalikan emosi merupakan latihan mengatur emosi yang diperlukan dalam suatu permainan.
  • Pikiran
Pikiran merupakan alat bathin untuk berpikir dan mengingat. Pikiran dapat pula berarti angan-angan, gagasan, dan pertimbangan-pertimbangan. Pikiran erat kaitannya dengan intelegensi. Bagi seorang aktor, pikiran merupakan alat bathin untuk menyampaikan keinginan, gagasan, atau pendapat. Pikiran juga merupakan kemampuan menangkap, menafsirkan dan menganalisis.
Latihan pikiran dapat berupa melatih diri mengemukakan pendapat, mendengarkan pikiran orang lain, memberikan kritik tentang apa yang disaksikan, atau memberi komentar tentang apa yang ia hadapi
( Diambil dari Dartum Ipung Kusmawi, S.Pd, A. Rois Affandi, 2007, Buku Modul, Seni Budaya Program Belajar Paket C Setara SMA , Arya Duta, Depok )
LATIHAN OLAH SUKMA 2
Seorang aktor harus mampu menghayati setiap situasi yang diperankan. Apabila aktor harus memerankan adegan menangis, maka ia harus betul-betul terlihat menangis, begitu juga saat memerankan adegan tertawa, terkejut, marah dan sebagainya. Aktor harus mampu secara sempurna menyelami jiwa tokoh yang dibawakan serta menghidupkan jiwa tokoh itu sebagai jiwanya sendiri, sehingga penonton merasa yakin bahwa yang ada di pentas bukanlah diri sang aktor tetapi diri tokoh yang diperankan.
Untuk memperoleh akting yang meyakinkan tersebut, seorang aktor harus melatih kemampuan sukma/ pikiran secara benar. Di bawah ini disajikan latihan sederhana untuk mengolah kepekan pikiran yang disebut “ preparation “ atau disingkat prep . Istilah ini diperkenalkan oleh W.S Rendra sebagai bekal pemanasan bagi para aktor sebelum latihan maupu pementasan teater. Prep ini sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk dan tidak bergerak kesana kemari. Posisi duduk ini bisa bersila di lantai, di tanah atau di rerumputan. Jangan lupa lakukan dengan mata terpejam untuk memudahkan pemusatan pikiran dan perasaan. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
  1. Mengatur nafas
Hiruplah udara sebanyak-banyaknya melalui kedua lubang hidung, masukkan kedalam paru-paru, keluarkan secara perlahan, tidak terburu-buru, tidak terputus, terus berkesinambungan dalam irama yang ritmis. Lakukan dengan penuh perasaan, hayati setiap tarikan dan desahan nafas yang kita lakukan
  1. Mengaktifkan penciuman
Cobalah cium semua bau yang ada dilingkungan tempat anda berlatih. Apakah bau apek, pengap, segar dan lain lain. Fungsi dari kegiatan ini berkaitan dengan tugas aktor yang harus main di berbagai setting dengan suasana beragam. Jika bermain disebuah kandang kuda yang banyak kotorannya dan mengeluarklan bau yang tidak sedap, tentu aktor akan mengeluarkan sapu tangan untuk menutupi hidungnya. Padahal Cuma diatas panggung dengan set yang realis.
  1. Menaktifkan Pendengaran
Dengar semua suara saat anda melakukan latihan. Dari mulai suara terjauh yang hanya terdengar sayup sayup, hingga suara yang paling dekat didengar oleh telinga kita. Kemudian suara yang didengar itu diseleksi, pilihlah salah satu, lalu pertahankan untuk waktu yang dikehendaki. Setelah itu lepaskan lagi, biarkan berbaur dengan suara lainnya.
Bisa juga mendengarkan musik, lalu pilih salah satu instrumen saja yang mendapat perhatian serius. Misalnya suara drum saja, suara gitar atau suara instrumen lainnya.
  1. Mengaktifkan Pencicipan
Julurkan lidah kemudian ciciplah apa yang bisa di cicip pada saat itu. Apakah rasa  asin, manis, pahit dan sebagainya.
Kegiatan seperti ini dapat dirasakan manfaatnya ketika seorang aktor harus berakting memakan atau meminum sesuatu yang bukan barang aslinya. Misalnya meminum alkohol, padahal hanya air putih belaka
  1. Mengaktifkan perabaan
Mengaktifkan peraban adalah melatih kepekaan rabaan tangan. Seorang aktor akan meraba pundak kekasihnya dengan lembut dan penuh perasaan. Padahal gadis itu bukan kekasihnya, tetapi hanya teman biasa.
Cara yang bisa dilakukan adalah dengan meraba tubuh sendiri dari mulai wajah serta anggota tubuh lainnya. Kenalilah setiap lekuknya dengan seksama. Bisa juga dilakukan dengan aktor yang lain dengan persetujuan terlebih dahulu tentunya.
  1. Mengaktifkan permukaan kulit
Mengaktifkan permukaan kulit adalah melatih kepekaan tubuh terhadap iklim suhu udara sehingga pemain mampu menyesuaikan aktingnya dengan suhu yang ada dalam alur cerita. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan merasakan suhu pada saat melakukan prep, apakah dingin, panas, sejuk dan sebagainya.
  1. Mengaktifkan fantasi
Seorang aktor harus menyatakan cintanya, padahal didepannya adalah kamera. Maka si aktor tersebut harus mampu berkahayal bahwa dihadapannya berdiri sang kekasih pujaan hati. Caranya adalah dengan mendengarkan sebuah suara, lalu membayangkan asal suara tersebut, bentuknya seperti apa, rupanya bagaimana, warnanya apa dan seterusnya. Kemudian rangkailah sebuah cerita berdasarkan imajinasi tersebut. Jika ketujuh kegiatan tersebut telah dilaksanakan, maka bukalah mata secara perlahan dan selesailah prep.
JEMBATAN KELEDAI
( 12 langkah pemahaman karakter tokoh Menurut W.S Rendra )
  1. Catat dan hafalkan jati diri tokoh yang akan diperankan, seperti : Umurnya, pendidikannya, status sosialnya, keadaan ekonominya, dan sebagainya.
  2. Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh sang tokoh di dalam naskah
  3. Kumpulkan sifat-sifat, watak sang tokoh, lalu hubungkan dengan tindakan-tindakan pokok yang harus dikerjakannya, kemudian ditinjau mana yang mungkin harus ditonjolkan sebagai alasan untuk tindakan-tindakan tersebut
  4. Carilah didalam naskah. Pada bagian mana saja, sifat-sifat itu mendapat kesempatan untuk ditonjolkan
  5. Carilah dialog-dialog, meskipun hanya mempunyai makna tersirat, tapi dapat diusahakan untuk menyembulkan maksud-maksud tersebut diatas.
  6. Ciptakan gerak air muka ( mimik ), sikap, dan gerakan anggota tubuh lainnya yang bisa menyatakan watak sang tokoh
  7. Ciptakan timing yang akurat, supaya mimik dan gerakan anggota tubuh lainnya itu sesuai dengan dialog yang diucapkan
  8. Rancanglah cara memberi isi kepada dialog, untuk memberikan tekanan dan penonjollan pada watak sang tokoh
  9. Rancanglah garis permainan sedemikian rupa, sehingga gambaran tiap perincian watak disajikan dalam urutan tangga puncak, lalu tindakan yang terkuat dihubungkan dengan gambarn watak yang kuat pula.
  10. Usahakan rancangan tersebut diatas tidak berbenturan dengan rancangan sutradara.
  11. Hasil tindakan tersebut diatas bisa dianggap sebagai blocking dan bussines. Lalu dihapal sampai melekat dan menjadi kebiasan
  12. Cara kerja tersebut diatas harus dihayati, dihidupkan dengan imajinasi dengan car mengerahkan pemussaatan perhatian kepada pikiran dan perasabnm tokoh yang sedang dimainkan.
( Diambil dari Dartum Ipung Kusmawi, S.Pd, A. Rois Affandi, 2007, Buku Modul, Seni Budaya Program Belajar Paket C Setara SMA , Arya Duta, Depok )

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts